Distro Hopping atau berganti-ganti distro Linux memang sering terjadi di kalangan pengguna Linux pemula seperti saya. Godaan untuk mengganti-ganti tampilan desktop sangat kuat. Terlebih lagi karena pilihannya sangan banyak.
![]() |
Desktop |
Aku sendiri sudah beberapa kali mengganti distro linux yang aku install di laptop maupun komputer desktopku. Aku pernah menginstall Ubuntu, Debian, Fedora, BlankOn, dan juga Deepin. Mungkin juga ada distro yang aku lupakan, tetapi pernah aku install.
![]() |
Start menu |
Saat ini, aku sedang senang-senangnya menggunakan Linux Deepin. Sebenarnya, dulu aku juga sudah pernah mamkai Linux Deepin di komputer rumah dan kantorku. Hanya saja, saat ini experience-nya terasa lebih asik.
![]() |
Setting |
Pada instalasi Deepin sebelumnya, aku merasa proses update dan download package software dari repository sering lambat dan gagal. Mungkin, pada saat itu mirror server tidak sebaik sekarang, sehingga menyebabkan download aplikasi sering bermasalah. Berbeda dengan saat ini, sampai saat ini, penggunana Linux Deepin 20.9 yang aku pakai ini berjalan cukup lancar.
Satu-satunya yang menjadi keluhanku adalah aplikas office suite bawaan, yang mana secara default adalah LibreOffice. Aku merasa kurang nyaman memakai LibreOffice, sehingga aku cukup jarang mengetik dokumen di laptop Deepin-ku ini. Untungnya, ada alternatif lain yaitu OnlyOffice yang dapat diunduh langsung melalui App StoreDeepin.
Kalau aku tidak salah ingat, pertengahan bulan Agustus ini akan diluncurkan Linux Deepin 23. Tentunya mereka akan menambah fitur-fitur yang semakin canggih lagi. Jadi tidak sabar, nih...
saya belum pernah cuba app Linux ini....cuma pernah dengar sahaja
BalasHapustampilannya plek ketiplek sama windows ya,
BalasHapusudah lama enggak pakai linux saya