Revolusi fashion, mungkin adalah sesuatu hal yang benar-benar aku perlukan saat ini. Bukan aku bermaksud untuk menjadi seseorang yang harus selalu mengikuti mode, apalagi sampai menjadi korban. Aku cuma menginginkan supaya aku tidak mengalami hal-hal aneh karena ketinggalan dalam hal fashion.
Salah satu hal aneh yang maksud adalah bahwa karena tampangku yang biasa-biasa ini, justru mengaburkan identitasku.
(Hah..?!? Kok bisa?...)
Jadi begini, ceritanya. Beberapa hari yang lalu, aku pergi ke kampus seperti biasa. Tidak jauh dari rumah, aku melihat indikator jumlah bensin di kontrol panel motor menunjukkan bahwa bensin hampisr habis. Karena SPBU masih agak jauh, aku putuskan untuk membeli bensin eceran di pinggir jalan. Yang namanya penjual, pasti ingin beramah tamah dengan pembelinya. Maka dimulailah jurus ramah-tamah a la Bapak penjual bensin eceran.
“Mau ke mana Mas?” tanya si Bapak
“Mau ke Samarinda, Pak”, jawabku
“Emang, Mas sales apaan, Mas?”
“Eh, bukan Pak. Saya mau ke kampus” (agak kecewa disangka sales man).
“Oh,..” (malu-malu, salah tingkah).
Setelah bayar bensinnya, aku langsung tancap gas.
Emang, sih.. pekerjaan sebagai sales-man gak ada salahnya, tapi kalau setiap hari disangka sales, kan jadi malu juga..
T.T
Intensedebatenya di-uninstall...
BalasHapus:D
wkwkwkwkw,,, pake kata2 shah rukh khan yud "i am not terroist" wkwkwk gaje y
BalasHapusMy name Wahyudi, and I'm Not a Salesman...
BalasHapusmakanya jangan pake baju putih yud,,,
BalasHapuscobalah pake baju pink aja,,,
trus bawa tas perempuan sambil di tenteng di jari gt...
cucok booo...
Bung Kholis ini, jangan ajak saya untuk mengikuti hobi Anda..
BalasHapusApa kabar nih? kyknya lagi banyak duit..
wkwkwkw youre not salesman yud, tp koordinator sales y hehehe :D
BalasHapuskoordinator duitnya sedikit lebih banyak...
BalasHapusLumayan, lah...